Gejala Setelah Vaksin Sinovac
Gejala Setelah Vaksin Sinovac. Sumber Gambar: Google.com

Gejala Setelah Vaksin Sinovac

Bagaimana gejala setelah vaksin Sinovac, apakah berat?. Sebagian besar dari Anda mungkin pernah menerima dua dosis vaksin COVID-19, dan salah satu vaksin yang cukup banyak penggunanya di masyarakat Indonesia adalah Sinovac. Hal ini karena efek samping dari vaksin Sinovac lebih ringan.

Gejala setelah vaksin Sinovac

Oleh karena itu, banyak masyarakat Indonesia yang sering memilih untuk menggunakan vaksin ini sebagai perlindungan utama mereka terhadap virus corona.

Selain itu, Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO tentang Imunisasi (SAGE) juga telah mengeluarkan rekomendasi sementara untuk penggunaan vaksin Sinovac.

Sebagai vaksin pertama yang tersedia di Indonesia, vaksin Sinovac telah berhasil melindungi banyak tenaga medis.

Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk menolak vaksin ini.

Vaksin Sinovac adalah jenis vaksin yang mengandung virus SARS-CoV-2 yang tidak aktif.

Ketika seseorang mendapat vaksin Sinovac, sistem kekebalan akan memicu pengenalan virus yang tidak aktif ini.

Oleh karena itu, ia akan menghasilkan antibodi untuk melawannya.

Akibatnya, Anda akan memiliki risiko lebih rendah tertular virus SARS-CoV-2.

Apa efek samping vaksin Sinovac

Lantas apa saja efek samping dari vaksin Sinovac yang bisa terjadi?

Berikut adalah jenis efek yang mungkin Anda alami:

  • Nyeri, kemerahan atau bengkak di area lengan tempat suntikan.
  • Demam.
  • Badan terasa lelah.
  • Nyeri otot.
  • Sakit kepala.
  • Mual dan muntah.

Jika ada efek samping dari vaksin Sinovac, Anda tidak perlu panik.

Sebab, secara umum, efek samping vaksin Siovac cukup ringan.

Anda bisa melakukan upaya pengobatan dini di rumah.

Nah, tahap awal pengobatan tersebut adalah istirahat yang cukup dan minum obat anti demam jika perlu.

Juga, pastikan Anda minum cukup air.

Jika Anda merasakan sakit di tempat suntikan, cobalah untuk tetap bergerak dan gunakan lengan Anda seperti biasa.

Setelah melakukan pengobatan pertama, Anda dapat segera melaporkan temuan KIPI yang Anda alami ke Puskesmas atau pusat vaksinasi.

Kondisi ini dapat menjadi masukan untuk evaluasi pelaksanaan vaksinasi di masa yang akan datang dan untuk pengelolaan selanjutnya.

Jika gejala setelah vaksin Sinovac berat

Namun, jika efeknya sangat mengganggu, ada baiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter.

Dokter Anda dapat memberi Anda beberapa obat yang dapat membantu mencegah gejala memburuk.

Lebih Banyak Fakta Tentang Vaksin Sinovac

Vaksin Sinovac yang juga terkenal dengan CoronaVac ini telah mendapat izin penggunaan darurat dari WHO dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM).

Pada peluncuran awalnya, Sinovac Biotech Ltd. adalah pembuat vaksin Sinovac kembangkan.

Merupakan perusahaan farmasi China yang telah lolos uji klinis tahap ketiga di Brazil, Turki dan Indonesia.

Pada uji klinis fase ketiga di Indonesia, efikasi atau efek perlindungan vaksin terhadap COVID-19 adalah 65,3%.

Angka ini lebih tinggi dari rekomendasi WHO, yaitu sekitar 50%.

Meski tergolong inferior efikasinya daripada vaksin lain, vaksin ini telah mendapat validasi untuk Emergency Use Listing (EUL) oleh WHO mulai 1 Juni 2021.

Kemudian, pada 9 Juni 2021, vaksin tersebut mendapat persetujuan untuk penggunaan di 26 negara.

Dosis dan jadwal vaksin

Berikut dosis dan jadwal pemberian vaksin Sinovac di Indonesia:

  • Vaksin Sinovac dapat kita gunakan kepada orang berusia 18 hingga 59 tahun yang dalam kondisi sehat. Bahkan untuk anak-anak dan remaja, pemerintah Indonesia juga menggunakan vaksin ini.
  • Pemberian vaksin dua kali, hanya berselang 14 hari. Dosis dalam sekali injeksi adalah 0,5 ml.
  • Sedangkan untuk lansia, atau orang yang berusia 60 tahun ke atas, vaksinasi tetap perlu dua kali, namun jaraknya 28 hari.
  • Penggunaan vaksin Sinovac untuk lansia di atas 70 tahun masih terus diteliti.
  • Vaksinasi dapat Anda tunda jika Anda mengalami demam (suhu tubuh> 37,5 ° C) atau jika Anda memiliki tekanan darah di atas 140/90 mmHg.
  • Vaksin Sinovac cukup aman bagi penderita diabetes melitus tipe 2 terkontrol dengan nilai HbA1C kurang dari 58 mmol/mol atau 7,5%.
  • Tidak boleh memberikan Vaksin Sinovac kepada orang dengan HIV yang memiliki jumlah CD4 di bawah 200 atau yang jumlah CD4-nya tidak ada datanya.
  • Vaksinasi bagi penderita penyakit paru-paru, seperti asma, PPOK, atau TBC, akan perlu penundaan hingga kondisinya terkendali.
  • Pasien tuberkulosis dapat mendapat vaksin jika telah mengkonsumsi obat anti tuberkulosis minimal 2 minggu.

Cara menyuntikkan vaksin ke dalam tubuh

Vaksin Sinovac ini akan dokter atau petugas medis berikan langsung di bawah pengawasan dokter, sehingga dijamin aman.

  • Vaksin ini penyuntikannya  ke dalam otot.
  • Nah, area kulit yang akan disuntik vaksin juga harus dibersihkan dengan kapas alkohol sebelum dan sesudah disuntik.
  • Jarum suntik sekali pakai yang telah digunakan petugas akan membuangnya ke dalam safety deposit box tanpa menutup jarum.
  • Anda juga harus memahami bahwa vaksin ini tidak mengandung bahan pengawet.

Jika ada bagian dari botol vaksin dosis tunggal Sinovac yang tersisa, harus segera membuangnya setelah vaksin selesai.

Untuk mengantisipasi terjadinya efek samping vaksin Sinovac atau kejadian buruk pasca imunisasi (KIPI) yang serius, penerima vaksin lebih baik untuk tinggal di pusat layanan vaksin dalam jangka waktu 30 menit setelah vaksinasi.

Semoga penjelasan tentang efek samping vaksin Sinovac dan fakta-fakta di atas bisa membantu Anda, ya!

Kunjungi juga

Jeno NCT

Fakta Menarik Jeno NCT Apa Aja Sih?

Jeno NCT fakta menariknya apa saja. Jeno NCT adalah seorang penyanyi, penari, dan juga rapper Korea …